Minggu, 29 April 2012

bahan pengawet yang aman


              Bahan pengawet makanan yang aman             

Pengertian Pengawet
Bahan pengawet adalah zat kimia yang dapat menghambat kerusakan pada makanan, karena serangan mikroba maupun organisme lain yang merugikan
Alternative Bahan Pengawet yang Aman:
1) Chitosan
Chitosan bisa digunakan diberbagai bidang antara lain :
  1. AGRIKULTURAL
    • Fungisida
    • Pemupukan
    • Perawatan Benih
  2. MEDICINE
    • Obat Luka
    • Benang Bedah
    • Plester Luka
  3. LINGKUNGAN
    • Pengolahan Limbah
    • Anti Rayap
    • Biodegradeable Plastic
  4. MAKANAN & MINUMAN
    • Pengawet Makanan Organik
    • Pengenyal Makanan
    • Clearing Agent
Chitin adalah polimer kedua terbanyak dialam setelah selulosa, termasuk golongan karbohidrat serta mempunyai struktur yang mirip dengan selulosa. Chitin merupakan komponen penyusun tubuh serangga, udang, kepiting, cumi-cumi, dan atropoda lainnya, serta bagian dari dinding sel kebanyakan fungi dan alga.
Chitosan merupakan produk turunan polimer chitin yakni melalui proses deasetilasi.
Chitosan larut dalam asam asetat dan mempunyai muatan positif yang kuat yang dapat mengikat muatan negatif dari senyawa lain, serta mudah mengalami degradasi secara biologis dan tidak beracun.

Chitosan juga bersifat hemostatik, fungistatik, spermisidal, antitumor, antikolesterol.

Identifikasi Kimia Chitin :
  • CAS Registry No : 1398-61-4
  • Chemical Abstract Servive Name : (C8H13NO5)n
  • Synonyms and Trade Names : beta-4 Ploy-N-Acetiyl-D glucosamine, a-Chitin, clandosan

Dr. Ir Linawati  ketua Departemen Teknologi Hasil Perairan (FPIK- IPB) menyatakan chitosan merupakan bahan pengawet organik yang diperoleh dari produk turunan dari polimer chitin yang diproduksi dari limbah udang dan rajungan kadar chitin dalam berat udang berkisar 60–70% bila diproses menjadi chitosan menghasilkan Yield 15– 20%. Chitosan mudah mengalami degradasi secara biologis dan tidak beracun. Bila digunakan pada ikan asin, berfungsi sebagai pelapis (coating), agar tidak dihinggapi lalat, dan menghambat pertumbuhan bakteri. Penggunaan chitosan dapat mengawetkan sampai 8 minggu.

2) Asap Cair (Liquid Smoke)

 
Dr. AH. Bambang Setiadji, Dosen Fakultas MIPA, UGM, menemukan  Asap Cair ( Liquid Smoke) bisa menjadi bahan pengawet pangan yang berfungsi sebagai antimikroba dan antioksidan. Untuk industri perkebunan asap cair digunakan sebagai koagulan lateks, hal ini karena asap cair bersifat fungsional seperti anti jamur, antibakteri dan anti oksidan yang dapat memperbaiki kualitas karet. Sedangkan penggunaan pada industri kayu dapat mencegah serangan rayap. Pemanfaatan Liquid Smoke pada industri pangan cukup digunakan 25% + 75% air kemudian digunakan untuk merendam ikan dan daging selama 15 menit. Pengawetan dengan merendam ikan dan daging pada asap cair (liquid smoke) ini bisa bertahan selama 25 hari.
 


3) Kunyit

Dr NL ida Soeid MS, menyatakan kunyit dapat digunakan sebagai pengawet tahu, disamping  berfungsi sebagai warna juga sebagai antibiotik, sekaligus mencegah agar tidak cepat asam. Selain itu untuk kesehatan berfungsi sebagai antioksidan, antibakteri, antiradang dan antikanker. Kunyit basah kandungan utamanya adalah kurkuminoid 3-5%.  Sedangkan untuk kunyit ekstrak kandungan kurkuminoid mencapai 40–50%. Untuk penggunaan kunyit disarankan agar  tidak melalui pemanasan, terkena cahaya dan lingkungan yang basah. Sebaiknya kunyit ditumbuk digiling dan diperas airnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar