Jumat, 11 Mei 2012

jus kulit manggis

Seusai Operasi, Ahmad Fatih Malah Buta-Tuli
Seusai Operasi, Ahmad Fatih Malah Buta-TuliKisah menyedihkan dialami Ahmad Fatih Asyifa (3), warga Desa Banyuurip, Kecamatan Kedamean, Kabupaten Gresik. Bayi ini mengalami gangguan penglihatan, pendengaran, dan kelumpuhan setelah menjalani operasi hernia di RS Siti Khodijah di Sepanjang, Sidoarjo.

Penderitaan Fatih itu diketahui setelah pihak keluarga dan penasihat hukumnya, M Sholeh, mendatangi Komisi E (bidang kesejahteraan masyarakat) DPRD Jawa Timur, Senin (3/10/2011). “Sebelumnya, anak saya seperti anak umumnya, bisa bicara, bermain, dan juga berjalan,” ujar Rumikan, ayah Ahmad Fatih, kepada wartawan.

Sekitar Juni 2011, Fatih dibawa ke RS di kawasan Wiyung, Surabaya, untuk menjalani pemeriksaan di poli umum karena buah zakarnya besar sebelah. Seminggu kemudian, bayi ini diperiksa dokter spesialis. Hasilnya, bocah ini divonis hernia dan harus dioperasi.

Namun, orangtua Fatih, Rumikan (41) dan Nur Solikah (37), menjanjikan sekitar 2-3 bulan lagi karena tidak punya uang untuk biaya operasi yang menghabiskan sekitar Rp 3 juta-Rp 4 juta. “Saya sampaikan masih belum punya uang. Kata dokter enggak apa-apa menunggu uangnya dulu,” tuturnya.

Akhir Juli, Fatih panas tinggi. Sang ibu membawanya ke bidan desa yang kemudian dirujuk ke RS Siti Khodijah. Lalu, operasi hernia digelar, Selasa (5/7/2011) pagi. Beberapa jam kemudian, Fatih koma dan kejang-kejang sehingga dimasukkan ke ruang ICU. “Kata dokter, itu reaksi obat bius,” ujar Ny Nur Solikah.

Keesokannya, orang tua Fatih meminta anaknya dirujuk ke RSU Dr Soetomo Surabaya. Sampai di Instalasi Rawat darurat (IRD), Fatih dimasukkan ke ruang ICU. Setelah 15 hari dan panas tinggi mereda, bayi itu boleh dibawa pulang dengan bekal obat-obatan.

“Hernianya sudah sembuh. Tapi, anehnya, sekarang anak saya lemas, tidak bisa melihat, pendengaran juga terganggu. Padahal, sebelum dioperasi anak saya bisa berjalan, bermain, berbicara,” jelas Ny Nur Solikah.

Penasihat hukum keluarga Ahmad Fatih, M Sholeh, mengatakan, Fatih kemarin dirawat inap di RSU Dr Soetomo untuk mengetahui duduk persoalannya. Rencananya, Selasa (4/10/2011), Sholeh akan mendatangi RS Khodijah untuk mengklarifikasi kasus ini. “Karena, menurut saya, RS ini tidak punya iktikad baik, kondisi koma kan dari sana, jadi harus diusut,” ujar Sholeh.

Sholeh telah menyiapkan gugatan. “Tuntutan kami minimal semua biaya pengeluaran dari awal sampai akhir ditanggung RS,” tutur Sholeh. SURABAYA, KOMPAS.com

Foto Terkait

Artikel Lainnya :
* Kulit Buah Manggis Sebagai Antioksidan
* Seusai Operasi, Ahmad Fatih Malah Buta-Tuli
* XAMthone plus Memberi Harapan Hidup Lebih Lama Penderita HIV/AIDS
* Mutiara Dari Karawang Yang Tetap Bersinar
* XAMthone Plus Amazing Juice For Amazing Health
Rabu, 21 September 2011
Clostridium untuk Kalahkan Kanker
Clostridium untuk Kalahkan KankerPenatalaksanaan terapi kanker yang terus berkembang makin memberi harapan bahwa sel-sel ganas ini bisa dikalahkan. Selama 30 tahun terakhir, pengobatan kanker memang telah mengalami revolusi yang begitu luar biasa.

Kalau pada mulanya terapi kanker berbasis pada pembedahan, penyinaran, dan kemoterapi yang berdampak samping buruk dan tidak mengenakkan, ke depan terapi akan menjadi semakin spesifik dan berkurang gangguannya terhadap kualitas hidup mereka yang terpaksa menjalaninya.

Terapi konservatif masih seperti bom atom yang membuat seluruh tubuh luluh lantak merasakan akibatnya. Pasien penyinaran dan kemoterapi, misalnya, sering mengalami mual, rontok rambut, hingga gosong kulitnya. Sebaliknya, terapi lebih maju yang disebut antibodi monoclonal hanya menembak sel-sel kanker sasarannya sehingga, selain lebih efektif, efek sampingnya juga sudah jauh berkurang.

Hari-hari ini media massa di Eropa tengah memberi tempat kepada para peneliti di Universitas Nottingham, Inggris, dan Universitas Maastricht, Belanda, karena temuannya. Mereka berhasil merekayasa genetika bakteri tanah sehingga bisa melawan kanker langsung pada sumbernya.

Bakteri purba
Bakteri yang ditemukan di tanah itu bernama Clostridium sporogenes. Clostridium adalah genus dari bakteri gram positif. Sebagai kelompok bakteri purba yang sudah hadir di bumi saat atmosfer belum kaya oksigen, clostridium membutuhkan kondisi anaerob (tanpa oksigen) untuk memproduksi endospora. Kondisi inilah yang kemudian dimanfaatkan para ahli untuk mengobati kanker.

Para ahli sudah lama paham. Jaringan tubuh manusia umumnya berkondisi aerob atau mengandung oksigen, sementara sel-sel kanker yang padat, seperti pada kanker payudara, ota, dan prostat, tidak ada oksigennya. Dengan demikian, endospora clostridium akan berkembang biak dengan baik di jaringan kanker yang padat.

Maka, para ahli memasukkan enzim ke gen bakteri tersebut, fungsinya sebagai pengaktivasi kerja obat kanker begitu endosporanya mencapai kondisi tanpa oksigen. Dengan demikian, obat hanya membasmi sel-sel kanker, sementara sel-sel pada jaringan yang sehat akan aman.

Profesor Nigel Minton yang memimpin penelitian ini, seperti dikutip BBC News, menyatakan, “Sifat-sifat yang dimiliki clostridium itu sebenarnya adalah fenomena alam biasa, tetapi menjadi luar biasa dalam pengobatan kanker.”

Nell Barrie, anggota staf senior di bagian informasi lembaga Riset Kanker Inggris, mendukung pendapat Minton. Ia menyebut temuan ini sebagai kunci penanggulangan kanker yang selama ini dicari para ahli.

Pengujian pada binatang pun menunjukkan hasil menggembirakan. Obat yang disuntikkan melalui aliran darah hanya aktif di bagian yang mengandung enzim pemicu tersebut. Meski demikian, Barrie mengingatkan bahwa kanker tetap menjadi masalah kesehatan yang sulit dituntaskan karena karakter sel kanker berbeda.



Sayangnya, dari sejak ditemukan metode ini sampai akhirnya benar-benar digunakan untuk mengobati pasien kanker masih butuh waktu panjang. Uji coba pada pasien kanker, misalnya baru akan dimulai tahun 2013.

Pada pengalaman antibody monoclonal, dari saat ditemukan Cesar Milstein dan Georges Kohler di Cambridhe, Inggris, tahun 1975, butuh waktu sekitar sepuluh tahun sampai metode pengobatan ini akhirnya bisa dipergunakan kalangan kedokteran untuk terapi pasien.

Selain antibody monoclonal, juga ada obat antikanker yang mengandung “molekul kecil”. Molekul ini setelah masuk ke sel berfungsi untuk memblokir sinyal dari reseptor dinding sel yang disebut tyrosine kinase domain. Dengan memblokir sinyal perintah kepada inti sel untuk membelah diri, sel-sel kanker dapat dimatikan. Obat “molekul kecil” ini di antaranya untuk menanggulangi kanker paru dan pankreas.

Masalah bersama
Begitu banyak upaya penelitian untuk menanggulangi kanker karena sampai saat ini penyakit tersebut memang masih menjadi salah satu penyebab kematian terbesar di dunia. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), ada 7,6 juta kematian akibat kanker pada tahun 2008 dan diperkirakan akan meningkat sampai 11 juta kematian tahun 2030.

Hasil segala upaya itu adalah berbagai metode pengobatan kanker sering dikombinasikan, baik antara pengobatan modern ataupun konvensional dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Sementara yang konservatif sering menyebabkan efek samping meski biayanya realtif lebih murah.

Pada praktiknya, pengobatan kanker sering dikombinasikan, baik antara pengobatan modern dan konservatif maupun antarpengobatan konservatif. Itu sebabnya terapi kanker sebaiknya diberikan oleh tim dengan berbagai subspesialisasi, seperti dokter spesialis hematologi, onkologi, radiologi, dan patologi anatomi. Sumber : Agnes Aristiarini, Kompas Cetak, ditulis ulang oleh USB XAMthone plus News.

Foto Terkait

Artikel Lainnya :
* Cegah Kanker Serviks dengan XAMthone plus
* Tak Hanya Susu Cina Yang Perlu Ditakuti
* Cegah Stroke Dengan XAMthone Plus
* XAMthone plus, Pelopor Cinta Produk Indonesia
* Miom Sembuh, Migrain & Maag Juga Sembuh Dengan XAMthone Plus
Jumat, 19 Agustus 2011
Leukemia AML dan ALL Bisa diobati dan Sembuh
Leukemia AML dan ALL Bisa diobati dan SembuhTayen Syah (42) tahun, asal Jakarta dan Aldrina Dewi Hartono (41) tahun yang juga asal Jakarta memberikan kesaksian luar biasa bagi kita semua. Mereka adalah orang tua dari Steven Nurdiansyah (12) yang menderita Leukemia Akut Myelogenous atau Acute Myelogenous Leukemia (AML) dan Leukemia Akut Lymphoblastic atau Acute Lymphoblastic Leukemia (ALL).

Leukemia Akut Lymphoblastic adalah suatu penyakit yang berakibat fatal, dimana sel-sel yang dalam keadaan normal berkembang menjadi limfosit berubah menjadi ganas dan dengan segera akan menggantikan sel-sel normal di dalam sumsum tulang. Umumnya terjadi pada anak-anak usia di bawah 15 tahun.

Sedangkan Myelogenous Leukemia Akut lebih sering diderita oleh orang-orang dewasa dibandingkan anak-anak, dan lebih sering pada pria daripada wanita. AML diobati dengan kemoterapi. Tingkat kelangsungan hidup lima tahun adalah 40%. Subtipe dari AML meliputi promyelocytic leukemia akut, leukemia myeloblastic akut, dan leukemia akut megakaryoblastic.

Kisah Steven Melawan Kanker Leukemia AML & ALL"Gejala awalnya hanya sakit perut, saya pikir itu sakit perut biasa, ternyata setelah diperiksa lebih lanjut di beberapa rumah sakit dan laboratorium di Jakarta, Steven divonis menderita Leukemia," tutur Tayen saat membuka kisah putranya dalam melawan salah satu penyakit mematikan ini.

Setelah beberapa hari dirawat di salah satu rumah sakit swasta di bilangan Jakarta Selatan, kondisi Steven tidak berubah. "Karena penanganan medis kepada Steven tidak seperti yang kami harapkan, maka saya berembuk sama keluarga untuk dibawa ke Singapura saja," lanjut Tayen. Setelah sampai di Singapura, esok harinya Steven langsung dibawa ke salah satu rumah sakit terkenal dan ditangani segera oleh para dokter ahli.

Setelah melalui pemeriksaan intensif dari tim dokter ahli akhirnya Steven diketahui mengidap penyakit Leukemia AML dan ALL. "Saya tidak percaya, ko anak saya sakit leukemia 2 jenis sekaligus, oh Tuhan kenapa mesti terjadi pada anak saya. Tetapi sejak di Jakarta saya sudah tahu bahwa Steven menderita leukemia, hanya jenisnya belum diketahui. Steven juga tanya! Pak! Kenapa sedih sekali mukanya, ada apa Pak? Saya tetap tidak beritahu dia, saya hanya bilang, Steven, kamu harus kuat ya, ikuti apa kata Bapak ya, dan Steven mengangguknya," beber ayah 2 putra ini dengan wajah sedih.

Di Singapura kurang lebih 2 bulan lebih Tayen sudah mengeluarkan biaya 1 miliar rupiah lebih untuk mencari kesembuhan putra pertamanya. Namun itu sepertinya sia-sia, karena semakin hari Tayen semakin tidak percaya dengan kenyataan bahwa anaknya tetap terbaring di salah satu rumah sakit kelas atas di negeri singa itu. Kekuatan doa dan dukungan keluarga besar membuat Tayen kuat menghadapi ini semua. Motivasi tiada henti darinya untuk sang putra agar tetap kuat dan semangat dalam melawan penyakit ini.

"Saya yakin Tuhan punya rencana dan kehendak yang berbeda buat saya melalui Steven, bayangkan, seorang anak kecil umur 12 tahun menderita leukemia 2 jenis sekalian, kalau bukan karena campur tangan Tuhan Steven sudah habis semenjak di Jakarta, tapi kenyataannya tidak demikian, Steven sangat tegar dan kuat walau usianya baru 12 tahun. Bahkan di Singapura dia pernah marahin dokter tapi dalam bahasa Indonesia, gimana si dokter ini, rawat Steven ko ngga sembuh-sembuh," kisah Tayen.

Keputusan keluarga bahwa Steven kembali ke Jakarta dan jalani pengobatan di Jakarta. "Kata Ibu saya saat di Singapura, dokter bilang penyakit ini tidak ada obatnya, tapi saya tetap berdoa mencari solusi pengobatan lain. Suatu ketika saya mencoba membuka internet dan syukur Tuhan saya menemukan XAMthone plus. Saya langsung menghubungi agenya dan membelinya," uajrnya.

Selama 2 bulan Steven sudah minum 48 botol XAMthone plus, setelah itu dikombinasikan dengan Madu Kunyit Putih dan Kapsul Temu Putih. Total sampai Agustus tanggal 11 2011 sudah 70 botol XAMthone plus yang diminum oleh Steven. Hasilnya, STEVEN SEMBUH dan sudah bersekolah kembali. "Mujizat itu nyata bagi siapa yang memercayainya," ujar Tayen.

Tuhan telah memakai XAMthone plus untuk membantu Steven keluar dari cobaan maha berat ini, Tuhan telah menguji Steven dengan sangat keras, dan Steven berhasil melaluinya. Steven berterima kasih pada Tuhan yang telah memberkati XAMthone plus.
Sebenarnya masih banyak kisah sedih nan memilukan dari keluarga ini selama mengobati Steven, tetapi tidak kami tuliskan semuanya di sini. Mulai dari pengalaman keluarga Tayen dengan cara penanganan medis terhadap Steven di Jakarta, juga di Singapura, sampai kembali lagi ke Jakarta.

Namun kami meyakini kisah ini sudah cukup memberi kekuatan bagi sesama kita khususnya orang tua atau anak-anak yang mengidap penyakit yang konon bisa membunuh pasiennya dalam hitungan hari. Apa kesimpulan dari kisah ini? Silakan menyimpulkan sendiri, namun 1 poin terpenting dalam kisah ini adalah DOA. Doa mengubah segalanya, dan dengan DOA pulalah Tayen bisa menemukan XAMthone plus, dan akhirnya anaknya juga sembuh. Semoga testimoni bermanfaat bagi kehidupan kita, salam sehat selamanya. Tayen Syah, Jakarta, kepada USB News.

Foto Terkait

Artikel Lainnya :
* XAMthone Plus Harapan Baru Bagi Penderita Penyakit Degeneratif
* Atasi Sakit Ginjal dengan Herbal
* Syukur Alhamdulillah XAMthone Plus Sehatkan Saya
* Leukemia AML dan ALL Bisa diobati dan Sembuh
* Menguak Rahasia Hidup Sehat & Cantik

Minggu, 29 April 2012

bahan pengawet yang aman


              Bahan pengawet makanan yang aman             

Pengertian Pengawet
Bahan pengawet adalah zat kimia yang dapat menghambat kerusakan pada makanan, karena serangan mikroba maupun organisme lain yang merugikan
Alternative Bahan Pengawet yang Aman:
1) Chitosan
Chitosan bisa digunakan diberbagai bidang antara lain :
  1. AGRIKULTURAL
    • Fungisida
    • Pemupukan
    • Perawatan Benih
  2. MEDICINE
    • Obat Luka
    • Benang Bedah
    • Plester Luka
  3. LINGKUNGAN
    • Pengolahan Limbah
    • Anti Rayap
    • Biodegradeable Plastic
  4. MAKANAN & MINUMAN
    • Pengawet Makanan Organik
    • Pengenyal Makanan
    • Clearing Agent
Chitin adalah polimer kedua terbanyak dialam setelah selulosa, termasuk golongan karbohidrat serta mempunyai struktur yang mirip dengan selulosa. Chitin merupakan komponen penyusun tubuh serangga, udang, kepiting, cumi-cumi, dan atropoda lainnya, serta bagian dari dinding sel kebanyakan fungi dan alga.
Chitosan merupakan produk turunan polimer chitin yakni melalui proses deasetilasi.
Chitosan larut dalam asam asetat dan mempunyai muatan positif yang kuat yang dapat mengikat muatan negatif dari senyawa lain, serta mudah mengalami degradasi secara biologis dan tidak beracun.

Chitosan juga bersifat hemostatik, fungistatik, spermisidal, antitumor, antikolesterol.

Identifikasi Kimia Chitin :
  • CAS Registry No : 1398-61-4
  • Chemical Abstract Servive Name : (C8H13NO5)n
  • Synonyms and Trade Names : beta-4 Ploy-N-Acetiyl-D glucosamine, a-Chitin, clandosan

Dr. Ir Linawati  ketua Departemen Teknologi Hasil Perairan (FPIK- IPB) menyatakan chitosan merupakan bahan pengawet organik yang diperoleh dari produk turunan dari polimer chitin yang diproduksi dari limbah udang dan rajungan kadar chitin dalam berat udang berkisar 60–70% bila diproses menjadi chitosan menghasilkan Yield 15– 20%. Chitosan mudah mengalami degradasi secara biologis dan tidak beracun. Bila digunakan pada ikan asin, berfungsi sebagai pelapis (coating), agar tidak dihinggapi lalat, dan menghambat pertumbuhan bakteri. Penggunaan chitosan dapat mengawetkan sampai 8 minggu.

2) Asap Cair (Liquid Smoke)

 
Dr. AH. Bambang Setiadji, Dosen Fakultas MIPA, UGM, menemukan  Asap Cair ( Liquid Smoke) bisa menjadi bahan pengawet pangan yang berfungsi sebagai antimikroba dan antioksidan. Untuk industri perkebunan asap cair digunakan sebagai koagulan lateks, hal ini karena asap cair bersifat fungsional seperti anti jamur, antibakteri dan anti oksidan yang dapat memperbaiki kualitas karet. Sedangkan penggunaan pada industri kayu dapat mencegah serangan rayap. Pemanfaatan Liquid Smoke pada industri pangan cukup digunakan 25% + 75% air kemudian digunakan untuk merendam ikan dan daging selama 15 menit. Pengawetan dengan merendam ikan dan daging pada asap cair (liquid smoke) ini bisa bertahan selama 25 hari.
 


3) Kunyit

Dr NL ida Soeid MS, menyatakan kunyit dapat digunakan sebagai pengawet tahu, disamping  berfungsi sebagai warna juga sebagai antibiotik, sekaligus mencegah agar tidak cepat asam. Selain itu untuk kesehatan berfungsi sebagai antioksidan, antibakteri, antiradang dan antikanker. Kunyit basah kandungan utamanya adalah kurkuminoid 3-5%.  Sedangkan untuk kunyit ekstrak kandungan kurkuminoid mencapai 40–50%. Untuk penggunaan kunyit disarankan agar  tidak melalui pemanasan, terkena cahaya dan lingkungan yang basah. Sebaiknya kunyit ditumbuk digiling dan diperas airnya.